Sabtu, 02 Juli 2016

Ribuan Warga Sulsel Mudik Lewat Pelabuhan Loktuan

Tinjau mudik di pelabuhan Loktuan, Bontang. (bahar sikki/kk)
BONTANG.KABARKALTIM.CO>ID-  Momentum musim mudik  dalam rangka hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah pada  Rabu (6/7/2016) betul-betul dimanfaatkan ribuan perantau  asal Sulawesi Selatan (Sulsel)  pulang ke kampung kelahirannya   lewat pelabuhan Loktuan, Kota Bontang untuk bertemu sanak saudara.  Mayoritas penduduk Kota Bontang dan sekitarnya seperti Kutai Timur (Kutim) menggunakan jasa transportasi KM. Queen Soya untuk mudik.  Pelayaran dari pelabuhan Loktuan menuju pelabuhan Pare-Pare, provinsi Sulsel memerlukan waktu sekira 27 jam lamanya.

Hal ini disampaikan Wali kota Bontang Neni,   ketika meninjau langsung kondisi di pelabuhan Loktuan bersama Wakil Wali kota Basri Rase, Kapolres AKBP Andy Ervin, serta anggota DPRD Ubaya detik-detik berlayarnya KM Queen Soya yang  dinahkodai Kapten Suamir. KM Queen Soya dijadwalkan bertolak dari pelabuhan Loktuan pukul 14.00 Wita, Sabtu (2/7/2016), dan tiba di pelabuhan Pare-Pare sekira pukul 15.00 Wita pada Minggu (3/7/2016).

“Hati-hati, jaga barang-barang bawaan Anda dengan baik. Jangan sampai hilang di pelabuhan tujuan (Pare-Pare, Red). Mudah-mudahan selamat sampai tujuan bertemu keluarga di kampung halaman,” imbau Neni di Dek 3 informasi dalam KM Queen Soya.

Wali Kota Bontang tiba di pelabuhan Loktuan beserta rombongan sekira pukul 13.20 Wita. Begitu turun dari mobil  yang ditumpangi istri mantan Wali Kota Bontang Andi Sofyan itu langsung  diarahkan jalan kaki masuk lewat pintu utara gedung ruang tunggu penumpang. Jalan kaki berjarak sekira 200 meter (PP-pulang pergi) dari tempat parkir mobil yang ditumpangi ke kapal. Mantan Ketua DPRD Kota Bontang periode 2009-2014 tersebut dengan langkah khasnya dibalut busana motif batik warna hitam dipadu warna kuning kemarah-merahan  menyisir Dek I, Dek 2 dan Dek 3 melihat-lihat penumpang dari berbagai level usia.

“Selama dalam pelayaran. Mohon agar sampah-sampah jangan dibuang ke laut. Supaya air laut selat Makassar tidak tercemari kotoran yang merusak lingkungan dan biotak laut,” harap Neni dalam sambutan singkat menggunakan pengeras suara.

Nahkoda Kapten Suamir  melalui anak buahnya berpangkat dua balok, Melky, mengatakan, KM Queen Soya berkapasitas 1.800 orang penumpang, dan penumpang saat ini hanya sekira ribuan saja. “ Penumpang yang ada sekarang ( Sabtu, 2 Juli 2016, Red) di atas KM Queen Soya jumlahnya saya tidak tahu persis berapa. Tapi diperkirakan kurang lebih seribu penumpang,” terangnya.

Lanjut dia,” Saya tidak mungkin menaikan penumpang kalau sudah melebihi kapasitas. Ini menyangkut keselamatan selama berlayar. Tidak mungkin kami awak kapal mau melakukan yang mengancam keselamatan jiawa kami sendiri,” tutur Melky ketika ditanya soal over kapasitas KM Queen Soya sesaat berlayar.

KM Queen Soya dari pelabuhan Loktuan menuju pelabuhan Pare-Pare mengangkut penumpang sekira ribuan nyawa. Artinya, KM Queen Soya belum penuh. Itu nampak ketika Wali Kota Bontang bersama rombongan menyisir ruang-ruangan penumpang di Dek 1. Dek 2, dan di Dek 3.

Selanjutnya, Kepala Dinas Perhubungan Bontang Sjafruddin mengatakan, harga tiket penumpang sebenarnya tidak ada kenaikan secara resmi . Harga tiket masih seperti hari-hari biasa. Harga tiket untuk penumpang dewasa Rp 430.000 tiap orang. Untuk penumpang anak usia lebih 3 tahun Rp 230.000,- tiap orang. Namun harga tiket tersebut kadang lebih mahal  dari harga tiket standar yang ditetapkan pemerintah  yang dibelikan calon penumpang KM Queen Soya. Ini pelayaran KM Queen Soya terakhir selama Ramadan 1437 Hijriah di Bontang.

Ini disebabkan karena masih banyak calo tiket kapal laut yang mengejar keuntungan yang belum mampu diawasi petugas sesuai prosedur hukum yang berlaku.  Dan, sekada diketahui  rute KM Queen Soya tiap pekan pada Sabtu  berangkat dan tiba Minggu di pelabuhan Pare-Pare. Dari dari pelabuhan Pare-Pare tiap pekan hari Rabu , tiba di Loktuan, Bontang hari Kamis.(ri)