Tinjau mudik di pelabuhan Loktuan, Bontang. (bahar sikki/kk) |
BONTANG.KABARKALTIM.CO>ID- Momentum musim mudik dalam rangka hari raya Idul Fitri 1 Syawal
1437 Hijriah pada Rabu (6/7/2016) betul-betul
dimanfaatkan ribuan perantau asal
Sulawesi Selatan (Sulsel) pulang ke
kampung kelahirannya lewat pelabuhan
Loktuan, Kota Bontang untuk bertemu sanak saudara. Mayoritas penduduk Kota Bontang dan sekitarnya
seperti Kutai Timur (Kutim) menggunakan jasa transportasi KM. Queen Soya untuk
mudik. Pelayaran dari pelabuhan Loktuan
menuju pelabuhan Pare-Pare, provinsi Sulsel memerlukan waktu sekira 27 jam
lamanya.
Hal ini disampaikan Wali kota Bontang Neni, ketika
meninjau langsung kondisi di pelabuhan Loktuan bersama Wakil Wali kota Basri
Rase, Kapolres AKBP Andy Ervin, serta anggota DPRD Ubaya detik-detik
berlayarnya KM Queen Soya yang
dinahkodai Kapten Suamir. KM Queen Soya dijadwalkan bertolak dari
pelabuhan Loktuan pukul 14.00 Wita, Sabtu (2/7/2016), dan tiba di pelabuhan
Pare-Pare sekira pukul 15.00 Wita pada Minggu (3/7/2016).
“Hati-hati, jaga barang-barang bawaan Anda
dengan baik. Jangan sampai hilang di pelabuhan tujuan (Pare-Pare, Red).
Mudah-mudahan selamat sampai tujuan bertemu keluarga di kampung halaman,” imbau
Neni di Dek 3 informasi dalam KM Queen Soya.
Wali Kota Bontang tiba di pelabuhan Loktuan
beserta rombongan sekira pukul 13.20 Wita. Begitu turun dari mobil yang ditumpangi istri mantan Wali Kota
Bontang Andi Sofyan itu langsung
diarahkan jalan kaki masuk lewat pintu utara gedung ruang tunggu
penumpang. Jalan kaki berjarak sekira 200 meter (PP-pulang pergi) dari tempat
parkir mobil yang ditumpangi ke kapal. Mantan Ketua DPRD Kota Bontang periode
2009-2014 tersebut dengan langkah khasnya dibalut busana motif batik warna
hitam dipadu warna kuning kemarah-merahan
menyisir Dek I, Dek 2 dan Dek 3 melihat-lihat penumpang dari berbagai
level usia.
“Selama dalam pelayaran. Mohon agar
sampah-sampah jangan dibuang ke laut. Supaya air laut selat Makassar tidak
tercemari kotoran yang merusak lingkungan dan biotak laut,” harap Neni dalam
sambutan singkat menggunakan pengeras suara.
Nahkoda Kapten Suamir melalui anak buahnya berpangkat dua balok,
Melky, mengatakan, KM Queen Soya berkapasitas 1.800 orang penumpang, dan
penumpang saat ini hanya sekira ribuan saja. “ Penumpang yang ada sekarang (
Sabtu, 2 Juli 2016, Red) di atas KM Queen Soya jumlahnya saya tidak tahu persis
berapa. Tapi diperkirakan kurang lebih seribu penumpang,” terangnya.
Lanjut dia,” Saya tidak mungkin menaikan
penumpang kalau sudah melebihi kapasitas. Ini menyangkut keselamatan selama
berlayar. Tidak mungkin kami awak kapal mau melakukan yang mengancam
keselamatan jiawa kami sendiri,” tutur Melky ketika ditanya soal over kapasitas KM Queen Soya sesaat
berlayar.
KM Queen Soya dari pelabuhan Loktuan menuju
pelabuhan Pare-Pare mengangkut penumpang sekira ribuan nyawa. Artinya, KM Queen
Soya belum penuh. Itu nampak ketika Wali Kota Bontang bersama rombongan menyisir
ruang-ruangan penumpang di Dek 1. Dek 2, dan di Dek 3.
Selanjutnya, Kepala Dinas Perhubungan Bontang
Sjafruddin mengatakan, harga tiket penumpang sebenarnya tidak ada kenaikan
secara resmi . Harga tiket masih seperti hari-hari biasa. Harga tiket untuk penumpang
dewasa Rp 430.000 tiap orang. Untuk penumpang anak usia lebih 3 tahun Rp 230.000,-
tiap orang. Namun harga tiket tersebut kadang lebih mahal dari harga tiket standar yang ditetapkan
pemerintah yang dibelikan calon
penumpang KM Queen Soya. Ini pelayaran KM Queen Soya terakhir selama Ramadan 1437 Hijriah di Bontang.
Ini disebabkan karena masih banyak calo tiket kapal
laut yang mengejar keuntungan yang belum mampu diawasi petugas sesuai prosedur
hukum yang berlaku. Dan, sekada diketahui rute KM Queen Soya tiap pekan pada Sabtu berangkat dan tiba Minggu di pelabuhan Pare-Pare.
Dari dari pelabuhan Pare-Pare tiap pekan hari Rabu , tiba di Loktuan, Bontang
hari Kamis.(ri)